Minggu, 30 Juni 2013

Contoh Laporan Bryophyta


LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI 1
“Identifikasi Bryophyta”
DosenPengampu : Prasetyo ,M.Pd

Disusun Oleh  :

Nama : Nur Fandilah                 
Npm :  (12320175)
Kelas : 2E





Jurusan Pendidikan BIologi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP PGRI SEMARANG
Tahun Ajaran 2012/2013

                   I.            Judul : BRYOPHYTA
                II.            Tujuan :
a.       Untuk mengidentifikasi sample spesies dalam divisio Bryophyta
b.      Untuk mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Bryophyta
c.       Untuk mengetahui perbedaan antara kelas Antanhocerotae, Hepaticae dan Musci
             III.            Manfaat:
a.       Dapat mengidentifikasi sample spesies dalam divisio Bryophyta
b.      Dapat mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Bryophyta
c.       Dapat mengetahui perbedaan antara kelas Antanhocerotae, Hepaticae dan Musci
             IV.            Tinjauan Pustaka:
           Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh di tempat-tempat lembab.Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid. Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gametofit (heteromorf),  tetapi sporofit ini tidak pernah merupakan tumbuhan mandiri  yang hidup bebas. Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan gametofit, yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit.Pada lumut, gametofitlah yang dominan. Beberapa tumbuhan lumut masih mempunyai  talus, tidak mempunyai akar, batang, dan daun. Bryophyta yang dapat dibedakan batang, dan daunnya, belum mempunyai akar sejati, hanya ada rhizoid (Birsyam, 2004).

            Dibandingkan dengan alga, jamur dan tumbuhan tingkat tinggi maka lumut merupakan golongan yang kecil.Bryophyta adalah tumbuhan darat berklorofil yang tumbuh ditempat-tempat lembab.Tumbuhan lumut mempunyai pergiliran generasi dari sporofit diploid dengan gametofit yang haploid.Meskipun sporofit secara morfologi dapat dibedakan dari gemetofit tetapi sporofit tidak pernah merupakan tumbuhan yang mandiri yang hidup bebas.Sporofit tumbuhnya selalu dalam ikatan dengan gametofit yang berupa tumbuhan mandiri, menyediakan nutrisi bagi sporofit.Pada lumut, gametofitlah yang dominan (Sophia, 2010).

            Ciri-ciri lumut (Bryophyta) yaitu berklorofil, belum memiliki akar, daun dan batang sejati, berspora, sudah membentuk embrio, memiliki gametofit yang dominan dan memiliki alat pembiakan yang multi sel. Sel-sel alat pembiakan tersebut membentuk selubung luar yang steril dan di dalamnya terdapat gamet. Struktur yang demikian penting agar gamet terlindung dan tidak kekeringan.Alat kelamin betina (arkegonium) bentuknya seperti botol dan berisi satu ovum, alat kelamin jantan (anteredium) bentuknya lonjong bertangkai pendek dan menghasilkan banyak spermatozoid (Dhika, 2012).
*      Menurut Gembong (1989), berdasarkan habitat lumut ada dua yaitu:
1. Lumut daun (musci): bentuk thallusnya seperti tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun yang tersusun spiral. Baik batang maupun daun belum memiliki jaringan pengangkut.Pada bagian dasar batang semu terdapat rhizoid yang berupa benang halus dan berfungsi sebagai akar.Pada bagian pucuk terdapat alat pembiakan seksual berupa anteredium dan arkegonium.Contohnya :  Spaghnum yang hidup di rawa dan merupakan komponen pembentuk tanah gambut.
2. Lumut hati (Hepaticae): bentuk thallusnya pipih seperti lembaran daun. Pada permukaan ventral terdapat rhizoid dan pada permukaan dorsal terdapat kuncup.Anteredium memiliki tangkai yang disebut anteridiofor dan tangkai arkegonium disebut arkegoniofor.Lumut hati dapat dipakai sebagai indikator daerah lembab dan basah.
*      Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua:
a. Lumut berumah satu (jika pada satu individu terdapat anteredium dan arkegonium) dan  b. Lumut beruma dua (jika satu individu hanya terdapat anteredium saja atau arkegonium saja, sehingga ada lumut jantan dan lumut betina) (Yulianto, 1992).
            Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab.Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya.Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa (Dhika, 2012).
            Lumut merupakan jenis tumbuhan rendah yang beradaptasi dangan linkungan darat dan mempunyai tingkat  perkembangan lebih tinggi dari pada Thalophyta. Pada umumnya tumbuhan lumut menyukai tempat-tempat lembab dan basah di dataran rendah hingga dataran tinggi.Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof.Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus.Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
            Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda. Batang apabila dilihat secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem dan xilem. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong.Rizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
            Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta, apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit menyerupai daun.Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid yang berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
            Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui pergiliran keturunan atau metagenesis.Reproduksi aseksual dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit.Reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet dalam gametofit.Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium (gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk bulat seperti gada.Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis).Jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis).
            Lumut yang sudah teridentifikasi mempunyai jumlah sekitar 16 ribu spesies dan telah dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu: lumut hati, lumut tanduk dan lumut daun.
1.       Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.Tidak memiliki batang dan daun.Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.
2.       Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul memanjang.Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas.Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan.Reproduksi seperti lumut hati.Contohnya Anthocerros sp.
3.       Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun juga disebut lumut sejati.Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun.Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.
            Manfaat lumut bagi kehidupan antara lain: Marchantia polymorpha untuk mengobati penyakit hepatitis, Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.

V.Gambar Pembanding :
     Lumut hati                                                      Anthoceros sp


    


VI.Alat dan Bahan:
a)      Alat
Ø  Mikroskop
Ø  Luv
Ø  Kaca preparat
Ø  Pipet
Ø  Cutter
b)      Bahan
Ø  Anthocerotae
Ø  Hepaticae
Ø  Musci
Ø  Gambar pembanding
VII. Cara Kerja:
A.    Secara Morfologi:
1.      Menyiapkan Anthocerotae, Hepaticae dan Musci yang akan diamati
2.      Mengamati dengan teliti  Anthocerotae, Hepaticae dan Musci
3.      Menentukan ciri-ciri dari Anthocerotae, Hepaticae dan Musci
4.      Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar pembanding
5.      Mencatat hasil pengamatan
B.     Secara Anatomi:
                                                1.      Menyiapkan mikroskop dan kaca preparat
                                                2.      Sebelum kaca preparat digunakan, sebaiknya membersihkan lebih dahulu kaca preparat tersebut
                                                3.      Mengambil bahan tersebut kemudian dipotong melintang
                                                4.      Metakkan bahan yang sudah dipotong diatas kaca preparat dan menetesi dengan air menggunakan pipet.
                                                5.      Mengamati dengan mikroskop secara teliti
                                                6.      Mencatat dan menggambar hasilnya
                                                7.      Kemudian membandingkan hasilnya dengan gambar pembanding






VIII. Hasil Pengamatan
A.    Morfologi Hepaticeae
ü  Tallusnya berbentuk lembaran atau cuping atau dikotom (bercabang dua) seperti hati
ü  Memiliki urat daun (midrib)
ü  Tubuhnya mengandung minyak (menyimpan air)
ü  Termasuk diceus (berumah dua)
ü  Memiliki rhizoid
ü  Berwarna hijau
ü  Menempel pada substrat
ü  Habitat ditempat yang lembab
B. Anatomi
Gametofit Hepaticeae

Keterangan:
·         Memiliki rhizoid
·         Terdapat titik-titik putih yang berbentuk butiran
·         Selnya berbentuk persegi enam
·         Berwarna hijau


A.    Morfologi Anthocerotae
ü  Batang, akar, dan daunnya belum sejati
ü  Tubuhnya berupa Thallus
ü  Memiliki sporofit berbentuk tanduk, hijau, dan pangkalnya membesar
ü  Sporofitnya parasit pada gametofit
ü  Berwarna hijau
ü  Menempel pada substrat
ü  Tubuhnya selalu basah (mengandung air)
ü  Habitatnya di tempat yang lembab

Gametofit:
a.       Berbentuk cakram dan bergerigi
b.      Menempel pada substrat
c.       Berwarna hijau
Sporofit:
a.       Menyerupai tanduk
b.      Berwarna hijau
c.       Pangkal membesar
Secara morfologi Anthocerotae memiliki banyak persamaan ciri-ciri seperti lumut. Sporofit tumbuh banyak karena Anteridium dan Arkegonium pada gametofit menghasilkan sel sperma dan sel ovum yang melakukan fertilisasi.
B.     Anatomi
Gametofit Anthocerotae
      
Keterangan:
·      Bentuk selnya persegi
·      Berwarna hijau
·      Memiliki rhizoid
·      Terdapat butiran putih pada tepi sel

C.     Spora
 
Keterangan:
·         Berwarna hijau
·         Bentuk spora tidak bulat penuh
·         Letak spora tidak beraturan

A.    Morfologi Musci
ü  Memiliki daun
ü  Habitat dibatu cadas, dirawa-rawa, dan cabang-cabang pohon
ü  Memiliki rhizoid
ü  Daunnya tersusun spiral
ü  Alat kelamin terdapat pada ujung batang
ü  Anteredium dan arkegonium memiliki tangkai
B.     Anatomi
Spora Musci
Keterangan:
ü  Berwarna hijau
ü  Bentuk sporanya bulat penuh (sempurna)
ü  Sporanya mengumpul (berkoloni)
Batang Musci
 
Keterangan:
ü  Memiliki pembuluh angkut
ü  Bentuk selnya bulat
ü  Beberapa sel mengelilingi satu sel saja
ü  Berwarna hijau pada selnya
ü  Berwarna coklat pada kulit luar











VIII.       Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo, Gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Kimball,  John W. 1987. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Yani, Izmiulfa, 2012. Tumbuhan Lumut. http://biologid.blogspot.com/2012/02/
tumbuhan-lumut-bryophyta.html
http://fcomp.wordpress.com/2013/05/22
http://katalog.pdii.lipi.go.id/index.php/searchkatalog/downloadDatabyld/7061/7061.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar