LAPORAN
PRAKTIKUM TAKSONOMI 1
“Identifikasi
Fungi/Jamur”
DosenPengampu : Prasetyo ,M.Pd
Disusun
Oleh :
Nama : Nur Fandilah
Npm : (12320175)
Kelas : 2E
Jurusan
Pendidikan BIologi
Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP
PGRI SEMARANG
Tahun
Ajaran 2012/2013
FUNGI/JAMUR
Tujuan :
1. Untuk mengetahui spesies-spesies dari jamur/fungi
2. Untuk mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan
fungi/jamur
Manfaat :
a.Dapat
menjadi pengetahuan tentang jamur/fungi
b.Dapat
mengetahui atau penggolongan karakteristik jamur/fungi
Tinjauan
Pustaka :
Fungi adalah nama regnum dari
sekelompok besar makhluk
hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi Fungi.
Awam menyebut
sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun
seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya
sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki
penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan
seksual dengan cara :dua hifa dari jamur
berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah,
sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau
fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam
sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus.
Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat
terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
·
Posisi fungi dalam taksonomi
Sebelum
dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu fungi
dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena
fungi memiliki beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah
tempat, juga struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip. Seperti
tanaman, kebanyakan fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, fungi
dipisahkan dari kerajaan tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak
hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti
tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih
dekat ke hewan. Usaha
menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi
mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang
mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun
dari kitin, tidak seperti
sel hewan.
Beberapa ciri-ciri fungi yang mirip
dengan makhluk hidup lain:
1. Dengan jenis eukariota lainnya: Sama
seperti eukariota, sel fungi memiliki membran inti dengan kromosom yang
mengandung DNA. Selain itu,
sel fungi juga memiliki beberapa organel sitoplasmik
seperti mitokondria, sterol, dan ribosom.).
2. Dengan hewan:
Fungi tidak mempunyai kloroplas dan merupakan organisme
heterotrof, memerlukan senyawa organik sebagai sumber
energinya.
3. Dengan
tumbuhan: Fungi mempunyai dinding sel dan vakuola. Fungi bisa
bereproduksi secara seksual maupun aseksual, dan seperti grup tanaman basal
lainnya (seperti tumbuhan
paku dan lumut daun), fungi akan
menghasilkan spora. Mirip juga
dengan lumut daun dan algae, fungi memiliki nukleus yang haploid.
4. Jamur merupakan organisme uniseluler
maupun multiseluler umumnya berbentuk hifa, hifa bercabang-cabang membentuk
bangunan seperti anyaman yang disebut miselium. Jenis hifa yang membangun tubuh
jamur multiseluler ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat (hifa
coenositik). Fungsi hifa adalah untuk menyerap nutrisi dan sebagai alat
reproduksi vegetatif (membentuk alat pembiakan vegetatif berupa sporangium dan konidium).
5. Tidak mempunyai klorofil, sehingga
tidak mampu membuat makan secara fotosintesis.
6. Hidup secara heterotof dengan jalan
saprofit (menguraikan sampah organik ), parasit (merugikan organisme lain), dan
simbiosis.
7. Jamur uniseluler dapat berkembang dengan dua cara,
yaitu:
a. Vegetatif dapat dilakukan cara
dengan membentuk spora, membelah diri, kuncup
(budding).
b. Generatif dengan cara membentuk
spora askus.
Jamur multiseluler dapat berkembak biak dengan dua
cara, yaitu
a. Vegetatif dapat dilakukan dengan
cara fragmentasi, konidium, zoospora.
b. Generatif dapat dilakukan dengan
cara konjugasi, hifa yang akan menghasilkan
zigospora, spora askus,
spora basidium.
·
Cara hidup
Fungi hidup
menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh makannya,
fungi mempunyai sifat sebagai berikut:
- Saprofit
- Parasit
- Mutual
dan lain – lain.
·
Habitat
Fungi hidup
pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang
lembap. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembap.
Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa
organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang
asam.
·
Reproduksi
Fungi melakukan
reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi
dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan
benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora
vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan
oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri
dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
·
Klasifikasi
Fungi diklasifikasikan menjadi 4 klasifilasi:
- Zygomycota
- Ascomycota
- Basidiomycota
- Deuteromycota
1. Zygomycota (kelas zygomycetes)
a.Habitat di darat, di tanah yang
lembab atau sisa organisme mati.
b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua.
b. Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah menjadi tua.
c. Merupakan organisme multiseluler,
hidup sebagai parasit dan saprofit.
d. Reproduksi vegetatif dengan cara
membentuk spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara
gametangiogami dua hifa yang kompatibel/konjugasi serta menghasilkana
zigospora.
Contohnya: Rizopus sp.
Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa
yaitu
a. Stolon (hifa yang membentuk jaringan
dipermukaan substrat seperti roti).
b. Rhizoid (hifa yang menembus substrat
dan berfungsi untuk menyerap makanan).
c. Sporangiofor (tangkai sporangium).
Berkembang biak dengan cara
vegetatif yaitu membuat sporangium yang menghasilkan
spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+). Gambar di bawah ini merupakan
perkembangbiakkan Rhizopus sp.
a.)
Aseksual
b.) Seksual
·
Daur
hidup Zygomicota adalah sebagai berikut.
a. Hifa (+) dan (-) saling
berdekatan.
b. Masing-masing hifa yang
berdekatan membentuk cabang hifa. Di ujung hifa tadi tumbuh bakal gametangium.
c. Bakal gametangium berubah
menjadi gametangium dan mempunyai banyak inti.
d. Dinding gametangium pecah, inti (+) dan (-) bergabung, menghasilkan zigospora yang berisi inti-inti diploid. Di antara inti-inti tersebut hanya satu yang hidup, sedangkan yang lain terdegenerasi.
d. Dinding gametangium pecah, inti (+) dan (-) bergabung, menghasilkan zigospora yang berisi inti-inti diploid. Di antara inti-inti tersebut hanya satu yang hidup, sedangkan yang lain terdegenerasi.
e. Zigospora tadi akan tumbuh.
Dinding menebal, tampak berwarana hitam dan banyak mengandung bahan makanan
cadangan. Kemudian zigospora mengalami dormansi yang cukup lama.
f. Jika kondisi lingkungan sesuai,
zigospora tadi akan tumbuh. Sporangium yang terbentuk ditopang sporangiosfor.
Inti haploid akan membelah mitosis menjadi inti-inti spora yang terdapat dalam
sporangium. Spora yang dihasilkan berupa spora (+) dan (-).
g. Jika sporangium telah masak, dindingnya akan pecah dan sporanya akan tersebar keluar.
h. Jika spora jatuh pada substrat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang baru. Spora (+) akan tumbuh menjadi hifa (+) dan spora (-) akan menjadi hifa (-).
i. Setiap hifa akan dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk sporangium pada setiap ujung hifanya. Sporangium dari hifa (+) akan menghasilkan spora (+) dan sebaliknya.
g. Jika sporangium telah masak, dindingnya akan pecah dan sporanya akan tersebar keluar.
h. Jika spora jatuh pada substrat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang baru. Spora (+) akan tumbuh menjadi hifa (+) dan spora (-) akan menjadi hifa (-).
i. Setiap hifa akan dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk sporangium pada setiap ujung hifanya. Sporangium dari hifa (+) akan menghasilkan spora (+) dan sebaliknya.
Ascomycota
Hidup saprofit di dalam tanah atau
hipogean, hidup di kotoran ternak disebut koprofil, ada juga yang parasit pada
tumbuhan. Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang
unisel.
·
Cara
berkembang biak ada dua cara.
a.
Vegetatif,
dihasilkan spora koniodium yang berbentuk pada ujung hifa dan disebut
konidiospora.
b.
Generatif,
dengan menghasilkan spora yang dibentuk da dalam askus. Askus-askus itu
berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.
·
Daur
hidup Ascomycota.
a. Askospora atau konidiospora akan tumbuh menjadi miselium.
a. Askospora atau konidiospora akan tumbuh menjadi miselium.
b.
Satu atau beberapa ujung hifa berdiferensiasi menjadi anteridium (jantan) dan naskogonium (betina). Masing-masing berisi inti
haploid. Keduanya terletak berdekatan.
c.
Terjadi kopulasi antara kedua gamet
tersebyt dengan membentuk saluran penghubung antara
anteredium dengan askogonium.
d.
Kemudian terjadi plasmogami. Inti anteridium pindah ke askogonium membentuk
zigot baru.
e.
Zigot tersebut akan membelah secara reduksi menghasilkan inti yang haploid . Bersamaan dengan itu, dari askogen tumbuh
hifa-hifa askogonium. Inti-inti haploid yang tetap
berpasangan akan pindah ke dalam hifa
askogonium.
f.
Hifa askogonium akan bercabang -cabang membentuk sekat. Segmen hifa dekat askogonium
mengandung banyak inti, sedangkan ujungnya mengandung sepasang inti haploid. Bagian yang mengandung inti
haploid inilah yang akan tumbuh menjadi askus.
g.
Hifa aksogonium beserta miselium vegetatif akan tumbuh kompak membentuk askokarp atau badan buah.
h.
Kemudian pasangan inti haploid di dalam askogonium akan bergabung membentuk
inti haploid. Inti tersebut membelah secara meiosis menghasilkan 4-8 inti
haploid yang dikelilingi oleh selaput. Inilah yang disebut askospora.
·
Umumnya makroskopis
atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Hidup saprofit. Miseliumnya bersekat
dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Miselium Primer
(miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan
basidiospora).
b. Miselium
Sekunder (miselium yang sel penyusunnya beinti dua, miselium ini merupakan
hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua basidiospora).
Cara reproduksi:
Cara reproduksi:
a. Vegetatif
(dengan membentuk tunas dengan konidia, dan fragmentasi miselium).
b. Generatif (dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidioskarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora).
b. Generatif (dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidioskarp, yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora).
Daur hidup Basidiomyca:
a. Basidiospora atau konidiospora tumbuh menjadi hifa yang
bersekat dengan satu inti.
b. Ujung dua hifa yang berbeda (+) dan (-) bersinggungan dan
dinding selnya larut. Inti dri hifa (+) pindah ke hifa (-), sehingga dihasilkan
sel dengan dua inti atau dikariotik
c. Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik.
c. Sel dikariotik tumbuh menjadi miselium dikariotik.
d. Miselium dikariotik tumbuh menjadi badan buah yang
bentuknya sesuai dengan badan buah induknya.
e. Hifa-hifa bagian bawah basidiokarp membentuk basidium. Dua inti pada sel basidium
e. Hifa-hifa bagian bawah basidiokarp membentuk basidium. Dua inti pada sel basidium
bersatu, sehingga dihasilkan inti diploid.
Deuteromycota
a. Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti).
b. Pembiakkan vegetatif dengan menggunakan konidium, sedang alat pembiakkan generatifnya belum diketahui.
a. Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti).
b. Pembiakkan vegetatif dengan menggunakan konidium, sedang alat pembiakkan generatifnya belum diketahui.
Alat
dan Bahan :
·
Alat :
Kuas
·
Bahan :
Roti
busuk
Tape
Tempe busuk
Cara
Kerja :
a. Mengambil roti busuk, tape, dan tempe busuk yang akan
diamati.
b. Mengamati jamur/fungi dengan teliti.
c. Menentukan ciri-ciri jamur/fungi.
d. Mengklasifikasikan jamur/fungi sesuai golongannya.
e. Mencatat hasil pengamatan.
Hasil
Pengamatan
v Tempe
v Roti
v Tape
Ket
:
v JAMUR TEMPE (Rhizopus oligosporus)
Karakteristik :
-
Koloni berwarna putih.
-
Hifa tidak bersekat
-
Hifa bercabang membentuk miselium dan membentuk sporangium
yang berisi spora
-
Sporangiopora tumbuh dari stolon dan menghdap ke udara
-
Bentuknya rhizoid atau meyerupai akar
Klasifikasi
Kingdom :
Fungi
Divisio :
Zygomycota
Classis : Zygomycetes
Ordo :
Murcorales
Familia :
Murcoraceae
Genus :
Rhizopus
Spesies : Rhizopus
oligosporus
v JAMUR ROTI (Penicillium
glaucum)
Karakteristik :
-
Hifa seperti benag putih
-
Spora berbentuk bulat dan menggerombol antara 5-8 lingkaran
-
Terdapat spora yang meyerupai jarum pentul
-
Jarak
antara hifa yang satu dengan yang lainnya tidak beraturan
-
Koloni berwarna hitam dan berserabut
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Classis : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Penicillium
Spesies : Penicillium
glaucum
v JAMUR TAPE (Saccharomyces cereviceae)
Karakteristik :
-
Hifa
berbentuk bulat
-
Jarak
hifa antara yang satu dengan yang lain tidak teratur
-
Jamur bersifat mikroskopik,sehingga melihat harus dengan bantuan mikroskop
-
Koloni berwarna putih
Klasifikasi
Kingdom : Fungi
Divisio : Ascomycota
Classis : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Familia : Saccharomytaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cereviceae
Pembahasan
·
Secara Mikroskopik
1.Deskripsi :
·
Penicilium glaucum
Penicillium adalah genus dari jamur
ascomycetous major pentingnya dalam lingkungan alam serta produksi makanan dan
obat. Ini menghasilkan penisilin, sebuah molekul yang digunakan sebagai
antibiotik, yang membunuh atau menghentikan pertumbuhan beberapa jenis bakteri
di dalam tubuh.
Penicillium adalah jamur tanah di mana-mana lebih memilih
iklim dingin dan moderat, biasa hadir dimanapun bahan organik tersedia.
jamur Penicillium glaucum membuat beberapa jenis bakteri mati. Penicillium
sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut
konidium.
Konidium
berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti
sporangium. Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya
disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides
sehingga tampak membentuk gerumbul.
·
Saccharomyces
cereviceae
Ciri
umum Saccharomyces sp (ragi) tidak mempunyai hifa dan tubuh buah. Jamur
ini dapat memfermentasi glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksida.Akospora terbentuk kedalam kaksus,
yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya menyerupai mangkuk atau botol. Sementara itu, reproduksi aseksual
pada Ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding).
Tunas yang telah masak akan terlepas
dari sel induknya dan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi seksual pada Saccharo-myces
cerevisiae terjadi
dengan cara membentuk askospora. Akospora dalah spora seksual yang terbentuk di
dalam aksus. Aksus terdapat didalam badan buah yang disebut askokarp.
·
Rhizopus oligosporus
Jamur
Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan
mampu menghasilkan asam laktat.
sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae yaitu koloni berwarna putih
berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak
berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan
mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora);
rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa
(duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak;
kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; spora
bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk pertumbuhan
350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C.
Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba
heterofermentatif.
2. Perbedaan dan persamaan :
-
Perbedaan
:
Jamur Tempe
(Rhizopus oligosporus)
|
Jamur Roti
(Penicillium
glaucum)
|
Jamur Tape
(Saccharomyces cereviceae)
|
Hifa tidak bersekat
|
Hifa tidak bersekat
|
Hifa berbentuk bulat
|
Bentuk menyerupai akar
|
Benang putih dan sebagian berbentuk jarum pentul
|
|
Koloni berwarna putih
|
Koloni berwarna hitam dan berserabut
|
Koloni
berwarna putih
|
|
Jarak hifa antara yang satu dengan yg lain tidak teratur
|
Jarak hifa antara yang satu dengan yg lain tidak teratur
|
Persamaan
-
Sama-sama memiliki spora.
3.
Jamur yang diamati termasuk pada
kelompok
-
Jamur Tempe (Rhizopus oligosporus) termasuk pada
divisi Zygomycota.
-
Jamur Roti (Penicillium glaucum) termasuk pada
divisi Ascomycota.
-
Jamur Tape (Saccharomyces
cereviceae)
termasuk pada
divisi Ascomycota.
·
Secara
Makroskopik
1. Jamur
Tiram
Kingdom : Fungi
Divisio : Basidiomycota
Classis
: Homobasidiomycetes
Ordo : Agaricales
Familia
: Tricholomatacea
Genus
: Pleurotus
Spesies
: Pleurotus ostreatus
Jamur
tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari
kelompokBasidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan
ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan
bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan
sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
a. Karakteristik
Tubuh
buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin:
pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram
mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut
berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang
hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.
Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk
batang berukuran 8-11×3-4μm sertamiselia berwarna
putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di
alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan
batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang
karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin
membudidayakan jamur ini, substrat yang
dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk
membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari
penggergajian kayu.
b. Siklus
hidup
Pada
umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan
dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya
reproduksi aseksual jamur,
reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora
yang terbentuk secara endogen pada
kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora
terbentuk dalam konidium.
Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Mula-mula
basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu
miselium dengan inti haploid. Miselium terus
bertumbuh hinggahifa pada
miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadiplasmogami membentuk
hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara
10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka
tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada
basidium. Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad
basidiospora pada basidium. Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada
tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela). Dari spora yang terlepas
ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan
filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang
dibatasi oleh septum (satu
septum satu nukleus). Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk
jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan
akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion). Dalam
tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami,
dan meiosis hingga
membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau
dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.
c. Syarat Pertumbuhan
Dalam
menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan
media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak
mengandung selulosa yang
merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu
jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam
hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk
dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran
bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya.Kadar air
diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat
tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.
d. Kandungan
gizi
Berdasarkan
penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical
Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air,kalori, karbohidrat,
dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2,
dan vitamin C.
e. Manfaat
Jamur
tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangikolesterol dan
jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya
mempunyai khasiat obat untuk
berbagai penyakit seperti penyakit lever,diabetes, anemia.
Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral danantikanker serta
menurunkan kadar kolesterol. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu
membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan.
2. Jamur Kuping
Kingdom
: Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas
: Agaricomycetes
Ordo
: Auriulariales
Family
: Auriculariaceae
Genus
: Auricularia
Spesies
: A. aureicularia-judae
Jamur
kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jellyfungi yang
masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Fungi
yang masuk ke dalam kelas ini umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan
mata telanjang. Miseliumnya bersekat
dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang
sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora)
dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini
merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan dua
basidiospora). Auricularia auricula umumnya kita kenal sebagai jamur
kuping. Jamur ini disebut jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar
seperti daun telinga manusia (kuping).
a. Karakteristik
Karakteristik
dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip gelatin)
jika dalam keadaan segar. Namun, pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur
kuping ini akan menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh buah dari jamur
kuping berbentuk seperti mangkuk atau kadang dengan cuping seperti kuping,
memiliki diameter 2-15 cm, tipis berdaging, dan kenyal.
Warna
tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi
adapula yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping yang paling memiliki
nilai bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian atas
tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh
buah kecil. Jamur kuping merupakan salah satu jamur konsumsi yang umum
dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif
singkat sehingga jamur ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya.
b. Siklus
hidup
Cara
reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas, dengan
konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping
adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam
badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan spora yang
disebut basidiospora.
Siklus
hidup pada jamur kuping hampir serupa dengan siklus hidup pada jamur tiram dan
shiitake yaitu tubuh buah yang sudah tua akan menghasilkan spora yang berbentuk
kecil, ringan, dan jumlahnya banyak.
c. Kandungan
gizi
Kandungan
nutrisi jamur kuping sendiri terdiri dari air, protein, lemak,karbohidrat, serat, abu dan nilai
energi sebesar 351 kal. Kandungan lemak di dalam jamur, lebih dari 72% lemak
dalam jamur ini termasuk unsaturated sehingga aman dan sehat jika dimakan. Vitamin
di dalam jamur ini sendiri terdiri atas thiamine (vit.
B-1), riboflavin (vit. B-2), niasin, biotin, vitamin C,
dan sebagainya. Sedangkan, kandungan mineral jamur ini tersusun oleh K, P, Ca,
Na, Mg, Cu, dan beberapa elemen mikro lainnya. Kandungan serat di dalam jamur
berkisar antara 7,4-27,6%.
d. Manfaat
Jamur
kuping memiliki banyak manfaat kesehatan, di antaranya untuk mengurangi
penyakit panas dalam dan rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. Bila jamur
kuping dipanaskan maka lendir yang dihasilkannya memiliki khasiat sebagai
penangkal (menonaktifkan) zat-zat racun yang terbawa dalam makanan, baik dalam
bentuk racun nabati, racun residu pestisida, maupun racun berbentuk logam
berat. Kandungan senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping juga efektif
untuk menghambat pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker) hingga 80-90%
serta berfungsi sebagai zat anti koagulan (mencegah dan menghambat proses
penggumpalan darah). Manfaat lain dari jamur kuping dalam kesehatan ialah untuk
mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi), pengerasan pembuluh darah akibat
penggumpalan darah, kekurangan darah (anemia), mengobati penyakit wasir
(ambeien), dan memperlancar proses buang air besar.
3. Jamur Shiitake
Kingdom
: Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas
: Homobasidiomycetes
Ordo
: Agaricales
Family
: Marasmiceae
Genus
: Lentinula
Spesies
: Lentinula edodes
Shiitake
(Lentinula edodes) atau jamur hioko dan sering ditulis sebagai jamur shitake
adalah jamur pangan asal Asia Timur yang
terkenal di seluruh dunia dengan nama aslinya dalam bahasa Jepang. Shiitake
secara harafiah berarti jamur dari pohon shii (Castanopsis cuspidata)
karena batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shiitake.
Shiitake
banyak dibudidayakan di Tiongkok, Korea dan Jepang dan bisa dijumpai di alam
bebas di daerah pegunungan di Asia Tenggara.
Shiitake disebut
jamur harum, sedangkan yang berkualitas tinggi dengan payung yang lebih tebal
disebut jamur musim dingin atau jamur bunga karena pada bagian atas
permukaan payung terdapat motif retak-retak seperti seperti mekar.
a. Karakteristik
Jamur
shiitake tumbuh di permukaan batang kayu yang melapuk dari pohonCastanopsis cuspidata, Castanea crenata (kastanye),
dan sejenis pohon ekQuercus acutissima.
Batang dari tubuh buah sering melengkung, karena shiitake tumbuh ke atas dari
permukaan batang kayu yang diberdirikan. Payung terbuka lebar, berwarna coklat
tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas permukaan payung, sedangkan bagian
bawah payung berwarna putih.
b. Kenggunaan
Jamur
shiitake segar atau dalam bentuk kering sering digunakan dalam berbagai masakan
di banyak negara. Shiitake segar biasanya dimakan sebelum payung bagian bawah
berubah warna. Batang shiitake agak keras dan umumnya tidak digunakan dalam
masakan.
c. Manfaat
jamur
shiitake bukan hanya bisa digunakan sebagai makanan tapi juga sebagai obat
untuk penyakit saluran napas, melancarkan sirkulasi darah, meredakan gangguan
hati, memulihkan kelelahan dan meningkatkan energy. Shiitake juga dipercaya
dapat mencegah penuaan dini.
4. Jamur
merang
|
||||||||||||||
Klasifikasi
|
||||||||||||||
|
Jamur
merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria
volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata
virgata) atau kulat jumpungdalam bahasa Aceh adalah
salah satu spesies jamur pangan yang
banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang
beriklim tropis atausubtropis.
a. Karakteristik
Tubuh
buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga
abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung
berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang
berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah
tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
b. Kandungan
gizi
Kandungan
protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr
protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam
keadaan kering. Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor
cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan
lemak rendah, 0,9 gr.
c. Manfaat
Budidaya
jamur ini tidak sulit. Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang
belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah
membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.
Jamur
merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika
dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcay.
5.
Ganoderma
applanatum
Kingdom
: Fungi
Filum
: Basidiomycota
Kelas
: Homobasidiomycetes
Ordo
: Polyporales
Family
: Ganodermateceae
Genus
: Ganoderma
Spesies
: Ganoderma
applanatum
organisme
tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang, daun sehingga disebut dengan
tumbuhan tallus. Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluller) dan bersel banyak
(multiseluller). Sel berbentuk benang (hifa). Hifa akan bercabang-cabang
membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium.Tubuh multiseluller
terdiri atas hifa yang bersekat.
a. Karakteristik
Ganoderma
applanatum tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran, banyak terdapat pada
kayu lapuk Ganoderma applanatum tidak
mempunyai batang dan bertumbuh di atas batang-batang. Cendawan yang baru
bertumbuh berwarna kuning muda kecoklatan, setelah itu Ganoderma applanatum
akan berubah warna menjadi coklat.
b. Siklus
hidup
Hidup
terestrial saprofit, parasit atau membentuk mikorhiza.Tubuh buah disebut
basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basidium dan dan basidium terbentuk spora
basidium. Basidiokarp tersusun atas basidiun-basidium yang di dalamnya berisi
spora (basidiospora). Basidium ada yang terdiri atas satu sel dan ada yang
bersekat-sekat terbagi menjadi 4 bagian sel.Sel bersifat eukaryotik, tidak
mempunyai klorofil, sebagai parasit atau saprofit. Menyukai hidup pada tempat
yang lembab dan tidak menyukai akan adanya cahaya.Fase dikaryotik lebih panjang
di cirikan oleh adanya basidium dan basidiospora, basidiospora dibentuk di liau
basidium, basidiospor yang dibentuk selalu 4, hasil fruktifikasi disebut
basidiocarp.Mempunyai tingkat perkembangan sederhana, Belum membentuk tubuh
buah, basidium bebas. Hifa pendukung membentuk tubuh buah dan basidium
terkumpul membentuk himenium yang didukung himenofor. Himenium terletak di atas
tubuh buah. Spora sangat banyak dan secara aktif dilontarkan oleh basidium. Tubuh
buah tanpa Himenofor yang menonjol, himenium terletak di atas tubuh buah dan
sudah terbentuk Sejas tubuh buah maíz muda, lamella atau papan, sehingga
permukaan menjadi lebih luas.
c. Cara
reproduksi
-
Vegetatif : spora vegetative
-
Fragmentasi (pemisahan)
-
Reproduksi aseksual dengan fregmentasi
sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk spora pada basidium.
Kesimpulan
Fungi merupakan salah satu
budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak membutuhkan tempat yang luas. fungi merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga fungi tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan
cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.
Oleh karena
itu, fungi mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang
dibuat oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Karena ketergantungannnya
terhadap organisme lain, maka fungi digolongkan sebagai tanaman heterotrofik.
Daftar
Pustaka
·
Tjitrosoepomo, Gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
·
Adi, Suroso, Yudianto. 1992 Pengantar Cryptogamae.
Bandung: Tarsito
·
Kimball, John W. 1987. Biologi
Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
·
Indah, Najmi. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah. Jember : Institut Keguruan Ilmu
Pendidikan PGRI Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar