Minggu, 30 Juni 2013

laporan pteridophyta


LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI 1
“Identifikasi Pterydophyta”
DosenPengampu : Prasetyo ,M.Pd

Disusun Oleh  :

Nama : Nur Fandilah                 
Npm :  (12320175)
Kelas : 2E





Jurusan Pendidikan BIologi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP PGRI SEMARANG
Tahun Ajaran 2012/2013


PTERIDOPHYTA
Tujuan :
a.       Untuk mengidentifikasi sample spesies dari divisio Pteridophyta.
b.      Untuk mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Pteridophyta.
Manfaat:
a.       Dapat mengidentifikasi sample spesies dalam divisio Pteridophyta.
b.      Dapat mengklasifikasikan sample spesies dari divisio Pteridophyta.
TinjauanPustaka:
Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisi Pteridophyta (pteris = bulu burung; phyta = tumbuhan), yang diterjemahkansecara bebas berarti tumbuhan yang berdaun seperti bulu burung. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhanberkormus, sebab paku mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas mempunyai kormus, serta mempunyai system pembuluh tetapi belum menghasilkan biji, dan alat perkembangbiakan yang lain. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Jadi penempatan tumbuhan paku kedalam golongan tingkat rendah atau tinggi bias berbeda-beda tergantung sifat yang digunakan sebagai dasar. Jika didasarkan pada macam alat perkembangbiakannya, maka sebagai tumbuhan berspora tergolong tumbuhan tingkat rendah. Namun, jika didasarkan pada macam ada atau tidaknya system pembuluh, tumbuhan paku dapat digolongkan sebagai tumbuhan tingkat tinggi karena sudah mempunyai berkas pembuluh.
Meskipun tumbuhan paku mempunyai akar, batang, dan daun, tetapi untuk yang primitif daunnya masih sangat sederhana. Tumbuhan paku belum mempunyai lamina dan masih dinamakan microfil. Anggota dari Pteridophyta mempunyai habitus yang heterogen, dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran besar.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju dari pada Bryophyta karena sudah mempunyai berkas pembuluh. Sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang. Sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospore.
Tumbuhan paku dimasukkan dalam divisi tersendiri yaitu Pteridophyta, yang dapat dibedakan atas beberapa kelas yaitu Psilophytineae, Lycopodineae, Equisetaneae, dan Filicineae.
v  Berdasarkan habitatnya, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :

·         Paku Tanah
Tumbuhan yang termasuk kelompok ini ialah paku-pakuan yang hidup di tanah, tembok dan tebing terjal. Paku tanah dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1.      Paku Pemanjat
Tumbuhan ini mempunyai rimpang yang ramping dan panjang, berakar dalam tanah, memanjat pohon tapi tidak epifit. Beberapa contohnya adalah Bolbitis heteroclite Ching dll.
2.      Paku batu-batuan dan tebing sungai
Tumbuhan paku jenis ini tumbuh pada batu-batuan atau pada tebing sungai, menyukai kelembaban. Rimpangnya menjalar pada permukaan batuan dan akar-akarnya masuk kecelah-celah batu. Contohnya Pteris sericea Ching dll.

·         Paku Epifit
Jenis tumbuhan ini hidup pada tumbuhan lain, terutama yang berbentuk pohon. Paku epifit dibagi menjadi dua macam yaitu :
1.      Epifit pada tempat-tempat terlindung, tumbuhan ini tumbuh pada bagian bawah pohon di hutan terutama dekat aliran air atau ditempat-tempat yang dibayangi pegunungan. Contohnya anggota Hymenophyllaceae dll.
2.      Epifit pada tempat-tempat terbuka, tumbuhan ini terdapat pada tempat yang terkena sinar matahari langsung atau agak teduh dan tahan terhadap angin. Contohnya Drynaria J. Smith dll.

·         Paku Akuatik
Tumbuhan yang termasuk kelompok ini mengapung bebas dipermukaan air. Contohnya ialah anggota family Salviniaceae dan Marsileaceae.

v  Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi dua yaitu :

a.       Tropofil (daun steril)
Daun yang hanya berfungsi untuk fotosintesis.
b.      Sporofil (daun fertil)
Fungsi utamanya adalah menghasilkan sporangium, biasanya hamper semua sporofil juga berfungsi sebagai organ untuk fotosintesis.

v  Berdasarkan ukuran daunnya, tumbuhan paku dibagi menjadi dua macam :

a.       Isofil
Daun-daunnya yang mempunyaiukuran sama atau serupa.
b.      Anisofil
Daun-daunnya terdiri atas 2 ukuran yaitu yang satu lebih besar dari yang lain.

*      Secara umum, ciri-ciri tumbuhan paku mempunyai:
·         Lapisan pelindung sel yang terdapat di sekeliling organ reproduksi,
·         Embrio multiseluler yang terdapat di dalam arkegonium,
·         Lapisan kutikula pada bagian luar tubuh,
·         Sistem transportasi internal yang berfungsi sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral dari dalam tanah,
·         Struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun,
·         Akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra,
·         Batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak,
·         Daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung.
*      Berdasarkan bentuk, ukuran dan susunan daunnya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi :
1.         Daun mikrofil (daun kecil), berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan bertulang daun serta belum memperlihatkan diferensiasi sel.
2.         Daun makrofil (daun besar), ukurannya besar, bertangkai, bertulang daun, dan bercabang-cabang serta sel-selnya sudah terdiferensiasi dengan baik..

*      Pteridophyta memiliki cirri-ciri struktur sebagai berikut:
Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh ke samping dari batang. Dengan demikian embrio Pteridophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki kaliptra.
Batang Pteridophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-cabang ke samping yang bukan keluar dari ketiak daun. Daun-daun pada Pteridophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta. Dalam akar, batang dan daun terdapat jaringan pengangkut, yaitu terdiri atas xylem dan floem. Berkas pengangkut konsentris amfikibral yaitu xylem ditengah dikelilingi oleh floem.
Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan cambium belum ada. Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut tropofil. Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi membentuk 4 spora haploid yang dapat bergandengan tetraeder.
Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna member makan pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat di sekeliling jaringan sporogen. Spora memiliki tiga lapis dinding, berturut-turut dari luar ke dalam yaitu perisporium, eksosporium dan endosporium. Endosporium berdinding tipis menempel di sebelah dalam eksosporium yang berdinding tebal dan kuat, sedangkan perisporium merupakan lapisan tambahan yang dibentuk dari periplasmodium (plasma yang melumuri sel-sel induk spora).
Warga Pteridophyta amat heterogen bila ditinjau dari segi habitus dan cara hidupnya.
Ada jenis yang sangat kecil dengan daun-daun kecil dan struktur yang masih sangat sederhana, ada pula yang besar dengan daun-daun yang mencapai ukuran panjang sampai 2 sampai 30 m dengan garis tengah batang sampai 2 m. dari segi cara hidupnya ada jenis paku yang hidup teresterial, ada paku epifit, dan ada paku air. Jutaan tahun lalu, hutan-hutan di bumi kemungkinan disusun atas warga tumbuhan paku yang berupa pohon-pohon yang tinggi besar, dan kita kenal sisanya sebagai batubara. Jenis-jenis yang sekarang masih ada sebagian besar bersifat higrofit yang menyukai tempat-tempat teduh dan lembab serta berukuran tinggi beberapa meter saja.
Jenis paku yang menghasilkan spora berumah satu dan sama besar disebut paku homospor, sporanya mempunyai sifat-sifat yang sama, dan setelah berkecambah menghasilkan protalium dengan anteridium dan arkegonium. Contoh paku homospor dapat dijumpai pada Filicineae. Paku yang protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua disebut paku heterospor, contohnya pada Selaginellales, dan Hydropteridales. Pemisahan jenis kelamin telah terjadi pada pembentukan spora, selain berbeda jenis kelaminnya juga berbeda ukurannya. Spora yang besar dinamakan makrospora dan terbentuk dalam macrosporangium, dan pada waktu perkecambahan tumbuh menjadi makroprotalium. Spora yang kecil disebut mikrospora, dihasilkan dalam mikrosporangium. Mikrospora tumbuh menjadi mikroprotalium. Padanya terdapat anteridium.

*      Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.

*      Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit
Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.
Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil).
Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
*      Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit
Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).

*      Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air ( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).

*      Reproduksi
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja.
 Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :

*      Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Paku Homospora,
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)

  1. Paku Heterospora
Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang kecil disebut mikrospora (gamet jantan). Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan Semanggi (Marsilea).
  1. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, serta diketahui gamet jantan dan betinanya. Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum)
Berdasarkan ciri tubuhnya, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu paku purba (Psilopsida), paku kawat (Lycopsida), Paku ekor kuda (Sphenopsida), dan paku sejati (Pteropsida).

*      Klasifikasi Tumbuhan Paku
Berdasarkan tingkat perkembangannya, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 subdivisi, yaitu:
1. Subdivisi Psilopsida
Subdivisi Psilopsida merupakan jenis tumbuhan paku sederhana dan hanya memiliki dua genus yang hidup tersebar luas di daerah tropik dan subtropik. Termasuk tumbuhan paku homospora dan sudah hampir punah. Pada generasi sporofit, jenis tumbuhan paku ini mempunyai ranting yang bercabang-cabang dan tidak memiliki akar dan daun. Sebagai pengganti akar, jenis tumbuhan paku ini memiliki akar yang diselubungi rambut-rambut kecil yang disebut rizoid dan belum memiliki jaringan pengangkut. Contohnya adalah Psilotum nudum.
2. Subdivisi Lycopsida
Disebut ga sebagai paku kawat atau paku rambut. Anggota kelompok ini memiliki daun kecil-kecil dan tidak bertangkai. Tumbuhan paku ini termasuk paku yang hterspora. Hidup sebagai epifit di daerah tropis. Contohnya adalah Lycopodium cernuum (paku kawat) dan Selaginella (paku rane).
3. Subdivisi Sphenopsida
Dikenal sebagai paku ekor kuda dengan sporofit yang cukup mencolok. Gametofitnya berkembang dari spora berukuran sangat kecil, dapat berfotosintesis serta hidup secara bebas. Spora haploid dihasilkan di dalam sporangium secara meiosis. Sphenopsida termasuk paku peralihan. Umumnya memiliki batang bercabang dan beruas-ruas. Daunnya kecil seperti selaput halus, tunggal dan tersusun melingkar. Batangnya berwarna hijau yang mengandung klorofil untuk fotosintesis. Contohnya adalah Equisetum debile (paku ekor kuda).

4. Subdivisi Pteropsida
Dikenal sebagai pakis menurut pengertian kita sehari-hari. Banyak ditemukan di daerah hutan tropis dan subtropis. Memiliki daun yang lebih besar dibandingkan dengan subdivisi lainnya dan dibedakan menjadi dua macam yaitu megafil dengan sistem percabangan pembuluh dan mikrofil yaitu daun yang tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut. Daunnya yang masih muda menggulung pada ujungnya dan sporangium terdapat pada sporofil. Contohnya adalah Adiantum cuneatum (suplir), Marsilea crenata (semanggi), dan Asplenium nidus (paku sarang kuda).
Alat dan Bahan:
1.      Alat
·         Lup
·         Alat tulis
·         Papan bedah
·         Cutter
2.      Bahan
·      Sample spesies Pterydophyta
Cara Kerja:
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum.
2.    Mengambil sample yang akan diamati.
3.    Mengamati bagian morfologi sample spesies Pterydophyta.
4.    Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar pembanding.
5.    Menggambar hasil pengamatan.
6.    Menyusun urutan klasifikasi.
7.    Mencatat hasil pengamatan.
PEMBAHASAN

1.      Polypodium sundaicum
Morfologi :
a.       Mempunyai tulang daun, batang, dan akar sejati.
b.      Hidup ditempat yang lembab.
c.       Daun berbentuk panjang.
d.      Batang menempel pada pohon.
e.       Sorus tersebar tidak beraturan terletak dibawah daun.

Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Clasiss : Filicinae
Ordo : Superfisiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Polypodium
Spesies : Polypodium sundaicum

2.      Adiantum cuneatum
Morfologi :
a.       Rhizoid/ rimpang serabut.
b.      Rhizoid/ rimpang merayap pada permukaan tanah.
c.       Tangkai berwarna hitam mengkilap dan kaku.
d.      Sorus berada disisi bawah daun berwarna coklat dibagian tepi daun dan letaknya teratur.
e.       Percabangan batang membentuk spiral.
f.       Warna daun hijau.
g.      Bentuk daun persegi panjang dengan tepi bergelombang.
h.      Tekstur daun tipis.
i.        Urat daunnya terbentuk secara bebas.
j.        Percabangannya  banyak.
Adiantum cuneatum memiliki sorus bangun ginjal atau bangun garis. Terletak pada tepi daun yang terlipat kebawah dan berfungsi sebagai indusium. Mula-mula insidium menutup sporangium, tetapi kemudian terdesak ke samping. daun majemuk dengan bermacam-macam bentuk. Adiantum cuneatum memiliki daun muda yang tergulung tidak dibentuk strobilus. Sporangium terletak pada bagian ventral daun sebelah pinggir. Sporangium berkelompok dalam sorus dengan atau tanpa selaput ataupun indusium.  Adiantum cuneatum bereproduksi dengan spora. Gametofit disebut protalium yang berukuran kecil. Arkegonium mengandung sel telur, anteredium menghasilkan anterozoid yang terletak pada bagian ventral gametofit. Alat kelamin multiseluler.

Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Marginales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum cuneatum

3.      Cycloporus nummularifolius
Morfologi :
a.       Mempunyai batng yang bercabang.
b.      Pada rhizoid ada bulu/rambut (palea)
c.       Daun lebar (makrofil)
d.      Daun berbentuk bulat/lonjong
e.       Sorus berada ditepi daun yang memanjang

Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Marginales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Cyclophorus
Spesies : Cyclophorus nummularifolius

4.      Nephrolepis falcate
Morfologi :
                                     a.      Memiliki akar, batang dan daun
                                    b.      Daun yang muda menggulung
                                     c.      Akarnya serabut atau merimpang
                                    d.      Daun berbentuk menyirip
                                     e.      Daunnya makrofil
                                     f.      Memiliki rozet pada daun bagian ujung
                                    g.      Sorusnya terletak pada bagian tepi bawah daun
                                    h.      Daunnya indosium (melindungi sporangium)
Nephrolepis sp disebut sebagai tumbuhan kormus karena sudah memiliki akar, batang dan daun.Daunnya berwarna hijau  karena mempunyai klorofil . Nephrolepis sp berbentuk sorus bulat atau bangun garis., pada sisi bawah daun, sepanjang tepi atau agak jauh sejajar dengan tepi itu. Insidium sesuai dengan bentuk sorus.
Batang Nephrolepis berbentuk bulat, tetapi pada spesies ini terdapat seperti lekukan dipermukaannya sepanjang batang tersesut. umumnya merupakan tanaman kecil dengan sedikit daun, tingginya kurang dari 0.5m tinggi. Warna batang kecoklatan.permukaan halus akan tetapi seperti tedapat rambut-rambut yang sangat halus pada batangnya.
Daur hidup tumbuhan paku terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun.

Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Superficiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Nephrolepis
Spesies : Nephrolepis falcate

5.      Blechnum sp
Morfologi :
                                     a.      Daunnya memanjang dan menyirip
                                    b.      Pada tangkai daun terdapat bulu-bulu daun
                                     c.      Pada daunnya terdapat garis tengah dan urat daun
                                    d.      Memiliki rhizoid yang lebat
                                     e.      Pada rhizoidnya terdapat seperti bulu-bulu putih
                                     f.      Sorus terdapat pada bawah daun disepanjang tepi secara teratur.


Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Marginales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Blechnum
Spesies : Blechnum sp
Ket :
·         Dapat dimasukkan kedalam ordo marginales karena sorus berada pada bawah daun tersusun secara teratur ditepi daun.

6.      Platycerium coronarium
Morfologi :
                                     a.      Daun menempel pada pangkalnya/substrat dan tersusun seperti genting
                                    b.      Daunnya tebal berdaging
                                     c.      Daun yang fertile bergantungan, mencabang dan menggarpu
                                    d.      Daun sporofil menempel pada substrat
                                     e.      Daun  berwarna hijau karena mengandung klorofil dan berguna untuk proses fotosintesis
                                     f.      Ibu tulang bercabag menggarpu, urat* saling berdekatan

Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo :
Familia : Polypodiaceae
Genus : Platycerium
Spesies : Platycerium coronarium


7.      Pityrogramma sp
Morfologi :
                                     a.      Memiliki urat daun dan tulang daun
                                    b.      Batang berupa rhizome
                                     c.      Tulang daun percabangan dikotom
                                    d.      Satu titik rimpang mempunyai banyak cabang
                                     e.      Sorus dibawah daun, menyebar tak beraturan ditepi daun

Klasifikasi
Doman : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis :Filicinae
Ordo : Superficiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Pityrogram
Spesies : Pityrogramma sp


8.      Adiantum terenum
Morfologi :
                                     a.      Sporangium berbentuk sorus
                                    b.      Sorus terletak diujung daun bagian bawah
                                     c.      Daun berbentuk rozet
                                    d.      Daun tersusun spiral
                                     e.      Bentuk daun perisai dan bertoreh
                                     f.      Tangkai daun berdiri tegak
                                    g.      Sorus tertutup oleh indosium
                                    h.      Sorus tertata secara teratur ditepi daun
                                      i.      Batang mengeluarkan banyak akar dan jika akar tidak masuk kedalam tanah, akar itu tidak bertambah panjang dan menyelubungi batang

Klasifikasi
Domain : Eukarya
Kingdom : Plantae
Divisio : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Marginales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum tenerum

9.      Drymoglossum
Morfologi :
                                     a.      Sorus pada sisi bawah daun, dikanan kiri dan sejajar dengan ibu tulang daun, panjang bentuk garis tanpa indusium
                                    b.      Daun tunggal, bertepi rata dimorf        jika mati lepas dari rimpang
                                     c.      Daun fertil jauh lebih panjang daripada steril
                                    d.      Daun epifit
                                     e.      Sorus tanpa indisium, menutupi sebagian atau seluruh sisi bawah daun



KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah mempunyai kormus , artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian tumbuhan paku belum memiliki biji. Daunnya berwarna hijau karena memiliki klorofil yang digunakan untuk berfotosintesis. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Warga tumbuhan paku amat heterogen baik ditinjau dari segi habitat maupun cara hidupnya.
Saran
 Adapun saran yang dapat saya sampaikan diharapkan agar praktikan menyiapkan semua bahan yang akan digunakan serta diharapkan agar bahan yang disiapkan dalam keadaan baik.










DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong.1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada                                   University Press
Campbell, Neil  A.1999.Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo,Gembong.2000. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Aryanto.2000. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Iqbal.2008. Sistematika Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Estiati B, Hidayat. 1995.Taksonomi tumbuhan (Cryptogamae). Bandung: ITB Bandung
Muspiroh, Novyanti, dkk. 2010. Buku Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan 1 (Cyptogamae). Cirebon: Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati
John w. Kimball dkk. 2006. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar